Archive for the ‘Press Release BPS NTB’ Category
Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Menurut Sub Sektor Bulan Juli 2010
- Pada bulan Juli 2010, Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) tercatat sebesar 88,07, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 96,13, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 90,05, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPPT) 112,70 dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTN) 92,42. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 93,32. Ini berarti mengalami penurunan bila dibandingkan dengan bulan Juni yang terpaut sebesar 0,65 persen.
- Dari 32 Provinsi yang dilaporkan pada Juli 2010, ada sebanyak 15 provinsi mengalami kenaikan dan 17 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan tertinggi NTP Juli 2010 terjadi di Provinsi Banten yaitu sebesar 1,99 persen, karena indeks yang diterima naik hingga 2,76 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 0,98 persen.
- Pada Juli 2010, terjadi inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 2,52 persen. Inflasi terjadi karena peningkatan enam indeks konsumsi rumah tangga yaitu : bahan makanan (3,90 %), makanan jadi (2,55 %), perumahan (0,53%), sandang (0,54 %), kesehatan (0,08 %), dan pendidikan, rekreasi & olahraga (0,51 %). Sedangkan kelompok transportasi & komunikasi stabil.
TINGKAT KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2010
- Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Maret 2010 mencapai 1.009.352 orang ( 21,55 persen) mengalami penurunan pada tahun sebelumnya ( Maret tahun 2009) yang berjumlah sekitar 1.050.948 (22,78 persen).
- Pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan untuk daerah perkotaan berjumlah sekitar 552.617 jiwa (28,16 persen) sedangkan di daerah pedesaan berjumlah sekitar 456.735 (16,78 persen).
- Garis kemiskinan pada tahun 2010 sebesar Rp. 196.185,- mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan garis kemiskinan pada tahun 2009 yakni sekitar Rp. 185.025,-
- Garis kemiskinan makanan (GKM) jauh lebih besar dibandingkan dengan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM), pada keadaan Maret 2010 untuk GKM sebesar Rp. 149.358,- sedangkan untuk GKBM sekitar Rp. 46.827,-
- Pada Maret 2010, garis kemiskinan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan garis kemiskinan di daerah pedesaan yakni Rp. 223.784,- untuk daerah perkotaan dan Rp. 176.283,- untuk daerah pedesaan.
- Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada tahun 2010 mencapai 3,77 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2009) yang mencapai 5,15, demikian juga untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni dari 1,68 pada tahun 2009 menjadi 1,01 pada tahun 2010.